Sabtu, 13 November 2010

PERANAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

DEFINISI AGAMA

Untuk mengetahui peranan agama dalam kehidupan manusia, maka kita wajib pertama kali untuk mengetahui definisi agama itu apa ?. Agama secara ringkas mungkin dapat Didefinisikan sebagai:

Agama (diin) adalah gerakan universal yang diarahkan/ diberi petunjuk oleh cahaya keimanan kepada Allah SWT dan suatu arahan yang bertanggung jawab untuk tujuan perubahan cara berpikir, dalam berkepercayaan, untuk promosi prinsip-prinsip moral yang berkualitas tinggi, peneraqpa hubungan yang baik antara anggota masyarakat, dan eliminasi semua kejadian deskriminasi ynag tidak dapat dipertanggungjawabkan”.

Berdasar definisi itu, kebutuhan kita akan agama dan pendidikan keagaman muncul sebagai kebutuhan yang esential (mutlak dan tak tergantikan). Untuk memperdalam hal itu, maka kita dapat mengatakan bahwa kebutuhan beragama mempunyai beberapa sebab, diantaranya.:

1.Suatu sanksi untuk prinsip moral

Agama membawa suatu sanksi pada prinsip moral seperti: nilai keadilan, rasa malu, hak-hak, persaudaraan, persamaan, karater baik, toleransi, pengorbanan, bantuan bagi yang membutuhkan dan kepentingan lain.

Kadang dipikirkan hal itu akan menghambat manusia, namun manakala tanpa nilai seperti itu, maka mungkinhidup kita akan mengalami chaos, atau setidaknya tidak berjalan dalam aturan dan normalitas yang ada. Sangat mungkin memang jika memperoleh kualitas moral dan sosial semacam ini tanpa harus melibatkan agama. Namun dalam ketidakhadiran prinsip hati yang beragama secara ketat dan memadai, nilai nilai ini akan berubah lebih buruk dari masa ke masa, setidaknya dalam arahannya dan akhirnya hanya menjadi semacam rekomendasi yang murni dan usang tanpa dasar yang jelas. Mungkin sekali nilai itu hanya semacam nasihat dari beberapa kawan intim kepada kawan lain yang kita bisa menolak atau menerima dan mengikuti nasihat itu manakala kita maui. Nilai semacam ini lebih nampak sebagai perasaan dan hati dan terdapat secara alami lebih tinggi derajatnya dari aturan umum yang ada.

Hanyalah suatu Dzat Yang Maha Agung, yang mengenal betul manusia baik internal maupun eksternal dan dapat mengontrol total kepada manusia itu, yang dapat memaksakan nilai-nilai itu , mendorong menyelidiki kebenaran, respek terhadap kewajiban dan jika perlu berkorban kepada manusia.

2.Suatu kekuatan untuk mengeraskan semangat menghadapi kehidupan

Agama membekali pada manusia semangat untuk menghadapi tantangan dan siap menghadapi reaksi yang membahayakan oleh sebab hal-hal mengecewakan dan tidak berpengharapan.

Manusia beragama dengan keimanan solid kepada Allah SWT dan kepada KekuasanNya, tidak seharusnya menemukan dirinya dalam kondisi tidak berpengharapan total, bahkan pada saat yang paling sulit dalam hidupnya, karena dia tahu ia memperoleh perlindungan dari Dzat Yang Maha Kuasa. Dengan mempercayai itu, maka dia yakin semua maslah dapat diselesaikan dan semua kendala dapat diselesaikan dengan Bantuan Allah, sehingga manusia beragama sampai pada tahap mampu melewati semua kekecewaan dan patah harapan.

Oleh karena itu manusia beragama sangat tidak mungkin (sangat jarang) sampai pada tahap sangat menderita karena patah semangat seperti bunuh diri, depresi syaraf atau gangguan psikis yang merupakan produk frustasi dan rasa kekalahan:

QS Yunnus 10:62

“ Ingatlah (Tidakkah), orang-orang yang dekat kepada Allah tidak mempunyai kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih.”

Imam Jakfar Shadiq mengatakan bahwa orang-orang yang benar-benar beriman tidak akan pernah bunuh diri.

Deengan demikian keimanan beragama antara lain adalah suatu kekuatan motivasi, dan lainnya suatu faktor yang memungkinkan manusia cakap untuk menghadapi dengan semangat hal-hal yang mencurigakan atau menyulitkan hidupnya dan menyelamatkan dari efek yang membahayakan bagi jiwa dan raganya dari suatu “kejatuhan” dan perasaan kalah (desepsi).

Contoh: Pada saat kejatuhan Nazi Jerman, maka filosof Bernard Russel mengatakan ada revolusi intelektual dan ideolig di Jerman, tetapi ternyata tidak. Itu tampaknya karena rasa keberagamaan mereka telah banyak membantu negara ini kembali ke nilai stabilitas yang diharapkan.

3. Menghadapi kekosongan ideologi

Manusia tidak akan dapat hidup dalam situasi kekosongan ideologi pada jangka waktu lama, sehingga seringkali kasus menunjukkan mereka mempunyai tendensi pada ideologi yang meyimpang dan palsu. Pada keadaan ini, kehidupan intelektual manusia tidak terisi dengan kepercayaan yang sehat dan pengajaran yang memadai. Sehingga ide diatas kemampuan berpikir orang (superstisi) dan bahkan destruktif dapat menemukan jalan ke arah tendensi spiritual manusia dan meracuni syarafnya. Pemakaian narkoba adalah salah satu contoh kekosongan ideologi telah diisi dengan bahan destruktif. Bahkan beberapa contoh menunjukkan jika kultus individu pada orang tertentu (politikus, penyanyi, bintang film dll) dan kepercayaan yang relatif pada hal-hal irasional dalam kehidupan, dapat mempunyai tempat dalam kehidupan manusia bahkan pada manusia intelektual. Kesemuanya ini karena adanya kekosongan ideologi dan keberagamaan manusia. Adalah agama yang akan mengisi kekosongan ideologi melalui pengajaran yang sehat, dan menyelamatkan manusia dari tendensi manusia melakukan tindakan absurd dan irrasional.

Dari situlah, pemahaman yang benar dari agama dapat memainkan peranan sangat penting dalam melawan hal supertisi. Adalah benar juga jika pemahaman agama yang tidak benar akan menjadikan hal superstisi juga.

4.Bantuan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Agama dengan cara pengajaran yang sehat dan jelas, adalah faktor nyata kemajuan ilmu pengetahuan, karena ia didasarkan pada pondasi yang kokoh dalam pilihan bebas, dan karena semua manusia adalah bertanggungjawab pada semua aksi yang telah dilakukannya sendiri.

QS AL Mudatsir: 74: 85

“ Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya.

Keimanan dalam agama memberitahukan kepada kita bahwa pengetahuan adalah tidak terbatas adalah sumber dari jagad raya ini, seperti seakan-akan sebuah buku sangat besar yang ditulis oleh Dzat Yang Maha Ahli, dinmana setiap halaman, dan bahkan setiap baris mengandung kebenaran yang mengagetkan dan sempurna dan mendorong kepada kita semangat untuk mempelajari dan mengambil manfaatnya. Contoh

QS An Nahl (lebah): 16: 66

Dan sesunguhnya pada binatang ternak itiu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang ada diperutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”

Setiap kejadian yang terjadi pada kosmos merangsang kita tanpa bantahan pemikiran-pemikiran yang terus menerus bagaimana semua itu diciptakan, dan itu membantu akhirnya pada kemajuan ilmu pengetahuan dan pemahaman.

Sebaliknya, jika kita mendukung bahwa universal ini adalah produk faktor mekanik total, dan tanpa peranan intelektual sama sekali, maka kita tidak akan menemukan jawaban atau raison dari pada ketika hal itu terbuka rahasinya. Oleh karena itu, universal yang hanya merupakan prioduk mekanik tidak akan dapat menemukan harmoni dan nilai misterinya.. Secara khusus pula, bantuan kajian moral pada manusia menunjukkan bahwa instink manusia secara mendalam berakar dalam agama. Albert Einstein, pun mengakui pada umumnya pemikir-pemikir dan penemu kaliber besar sangat tertarik pada nilai agama. Peneliti ini mempunyai tingkat keheranan yang sangat tinggi didepan kejadian universal yang sangat luar biasa, yang kadang-kadang memunculkan tanda-tanda mendadak dan merangsang pemikiran dan penelitian manusia. Perasaan ini menyinari cahaya kehidupan manusia dan usaha para ahli agar menguak universal itu lebih baik. Fakta pada diri peneliti ini telah menunjukkan tingkat kesuksesan dan kehormatana bagi dirinya.

Kepercayaan macam apa terhadap sistem universal, dan harapan apa yang terkuak, denmikian dikatakan peneliti ini. Semangat seperti itu pulalah yang menyebabkan Newton dan Keppler dan merasa lega selama dalam rtahun-tahun isolasi oleh pihak gereja. Ada kebisuan komplet untuk menyederhanakan hukum gravitasi dan gerakan planet selama berabad-abad. Tanpa dirragukan lagi itu merupakan sentimen keagamaan selama berabad-abad pada para ahli yang merasa tidak mampu menguak rahasia alam, bahkan merasa putus harapan> Namun kepercayaan terhadap keberadaan agama ini mendorong untuk mencoba lagi dan terus mencoba lagi. Ilmuwan masa kini, Abernethy mengatakan bahwa ilmu pengetahuan untuk kesempurnnaan dirinya, melihat keimanan kepada Tuhan sebagai suatu prinsip dasar yang dianjurkan.

Oleh karena itu manusia beragama, berdasarkan pengajaran agama yang benar dapat lebih baik dibanding lainnya, merealisasikan penelitian dan menguak rahasia alam yang ada. Cara itu merupakan bagian sangat penting dari kehidupan beragama itu sendiri.

5.Melawan deskriminasi

Agama melawan secara tegas dan mantap terhadap semua deskriminasi yang dibangun atas dasar warna (kulit), ras, klas sosial, karena agama memandang bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan dan semua negara sebagai tanah tumpah/ negara bagi Tuhan. Menurut agama, semua makhluk hidup memperoleh manfaat dari cinta dan kasih Tuhan, dan karena itu semmua manusia adalah sama, tanpa deskriminasi.

Menurut pengajaran Islam, tak satupun manusia itu adalah lebvih tinggi dibanding manusia lainnya karena warna kulitnya, ras, keturunan, bahasa dan klas sosialnya. Islam hanya mengenal; ketakwaan dan pengetahuan sebagai tanda-tanda ditinggikannya derajad seseorang.

Surat Al Hujurat 49: 13

Wahai manusia, Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki, seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi ALLAH ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Surat Al Mujaadalah 58: 11

..........ALLAH meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..............

Oleh karena itu berhadapan dengan kasus deskriminasi warna kulit yang secara total diberlakukan di Afrika aSelatan, sebagian di Australia dan Amerika Serikat, yang berakibat banyak pada masalah sosial, politik dan ekonomi kemasyarakatan ikutan, peranan agama menjadi sangat penting dan sangat jelas.

Meskipun demikan, apapun hasil pikiran manusia intelektual atau pengikut suatu agama, tidak akan sampai pada jawaban yang memuaskan seratus persen, akibat keterbatasan diri manusia itu sendiri. Namun agama memberikan petunjuk pada semua langkah sistem pencarian kebenran para intelektual. Nilai agama itu bersifat superstisi bagi intelektualisme didepan nilai-nilai positif yang ada, lebih-lebih bagi masyarakat barat yang cenderung hidup dalam alam mekanik seperti sekarang ini. Hanya dalam atmosfir kehidupan seperti ini, maka semakin nyata kebutuhan agama untuk meluruskan pengetahuan manusia agar tetap di dalam koridor dan jalur lurus kemanusiaan.

Akar arah dari suatu agama

Manusia sebenarnya terbiasa dengan pola kehidupan beragama sejak lama sekali, sejak sejarah kemanusiaan itu tercatat dengan baik (lisan maupun tulis) bahkan pada masa prasejarah.

Islam menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa agama adalah sifat alami /fitrah dari manusia itu sendiri dan merupakan aturan yang dibangun dan ditegakkan oleh ALLAH SWT. Pada kenyataannya Al Qur’an mengatakan bahwa

QS Ar Ruum 30: 30

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (ALLAH), (tetaplah) atas fitrah ALLAH yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah ALLAH. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Penelitian ahli sosiologi dan sejarah menunjukkan bahwa tempat-tempat ibadah dan budaya baik dalam bentuk sederhana atau memadai dan kompleks selalu mempunyai pengaruh nyata dalam kehidupan manusia. Dan agama dalam berbagai bentuknya selalu mempunyai peranan dalam catatan sejarah manusia. Hal ini dibenarkan oleh sejarawan barat Will Durand, yang setelah diskusi panjang lebar tentang sejarah ateisme, ternyata menemukan kenyataan bahwa selalu ada tempat dalam sejarah tentang peranan agama dalam kehidupan manusia, dan itu fakta sebenarnya. Ia menambahkan bahwa sejakl zaman yang tidak dapat dietahui pasti, maka agama selalu beriringan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Kebanyakan pertanyaan tentang peranan agama bagi manusia berkisar nilai-nilai filosofi, yang adalah merupakan basis pemikiran nilai sejarah dan psikologi manusia.

Dari sudut psikologi, hubungan historis antara manusia dan agama membuktikan bahwa sentimen keagamaan adalajh satu dari instink manusia mendasar dan satu dari elemen alami dari jiwa manusia. Sangat jelasa berulangkali dikatakan bahwa ketika tingkat / derajat berpikir manusia sampai ke dalam tatanan paling bawah, dan ilmu pengetahuan tidak memberikan suatu kemajuan yang memadai, maka perasaan intim keagamaan ini bersatu dengan pemikiran superstisi (sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pemikiran manusia/ diluar kehendak diri). Namun dengan kemajuan ilmu pengetahuan , usaha yang tidak mengenal lelah dan terus menerus dan dilengkapi dengan pengajaran dan pendidikan oleh beragam nabi dan rasul, maka kesadaran hati yangpaling intim ini dimurnikan dari kotoran/ kerak yang bercampur. Dan itu semua menunjukkan adanya sebuah konsekuensi tentang nilai kemurnian ajaran dan keaslian inti ajaran agama itu.

Gerakan anti agama abad lalu

Pada abad-abad lalu, khususnya sejak abad ke 16, muncul gelombang situasi anti agama yang diiringi dengan tindak kekarasan di negara Barat, dan banyak pemikri bebas keluar dari gereja. Bagi yang ingin tetap tinggal dalam haribaan suatu agama, cenderung berubah orientasi dengan melihat agama tiimur, namun jumlahnya tidak banyak. Sejumlah besar lainnya justru masuk ke materialisme. Akan tetapi manakali kita mengetahui lebih dekat akar permasalahannya, maka kita akan dengan gamblang mengambil kesimpulannya. Kecenderungan gerakan anti agama dan ke arah materialisme dipicu adanya politik yang dipilih oleh gereja terhadap proses kebangkitan baru (Renaissance, khsuusnya di Perancis dan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam berbagai bidang kehidupan khususnya di bidang iptek. Pada abad XIII-XV, gereja melakukan kampanya besar-besaran melawan ilmu pengetahuan lewat pola ibadah yang dijalankannya. Terkait oleh dekrit Paus yang menghukum para ilmuwan, maka manusia seperti Galileo, dihukum berat. Kampanye ini berlangsung sampai akhir abad 17 dan menimbulkan reaksi balik dari para ilmuwan yang telah berjuang keras untuk kemajuan IPTEK itu.

Oleh karena adanya kesalahan analogi dan pembandingan antara posisi gereja di abad pertengahan itu dengan sifat agama-agama lainnya, maka para ilmuwan mengeneralisir dan melakukan kampanye balik melawan semua agama dan menolaknya. Dan studi tentang gerakan ilmu penghetahuan dalam islam sejak abad pertama tahun hijrah, yang berbuah pada abad ke 2 dan 3, menunjukkan jika dalam masyarakat islam kasusnya benar-benar berbeda. Dalam gerakan ilmu pengetahuan islam muncul nama besar seperti Al Hassan ibnu Haytam, yang dikenal sebagai fisikawan masyhur islam, Jabir ibnu Hayyan, yang orang Eropa memanggilnya sebagai bapak kimia dan manusia lain setara seperti Ibnu Al Jabr, bapak matematika. Tulisan0-tulisannya telah banyak mengilhami penulis barat yang muncul kemudian seperti Roger Bacon, Johannes Keppler, Leonardo da Vinci dll. Sangat menarik dicatat, jika kemunculan ahli muslim itu kentara pada saat barat mengalami abad pertengahan dan konflik dengan gereja sangat memuncak dan menajam.

Ahli sejarah barat dan timur yang mempelajari kultur islam secara sepakat mempunyai pendapat bahwa pekerjaan ilmu pengetahuan yang dibangun oleh ilmuwan muslim telah melahirkan gerakan ilmu pengetahuan yang tersebar luas dan mempengaruhi kuat Renaissance dan gerakan ilmu pengetahuan barat. Dengan demikian faktor yang mengarahkan ilmuwan barat menjauhi agama, tidak terdapat di dalam masyarakat islam. Sebaliknya islam justru melahirkan suatu atmosfir lebih baik dan lebih menyenangkan bagi kemajuan pengajaran dan promosi ilmu pengetahuan.

Jadi Islam telah menstimulasi gerakan ilmu pengetahuan bagi dunia dan untuk sebab sama ia menjadi pilar utama kemajuan luar biasa ilmu pengetahuan.

Namun demikian justru sejak abad ke 5 Hijriah, sebagian dari masyarakat muslim bertengkar dan menampilkan suatu faham “myopi”, berpikir sempit tentang ajran agamanya yang sebenarnya, apatis terhadap kemajuan , berbeda dengan semangat waktu yang beredar, dan mencerminkan tingkah laku yang kembali dari kemajuan. . Disamping itu ada faktor lainnya yang mempersulit keadaan dimana Islam tidak dikenalkan secara benar dan lengkap dari generasi ke generasi. Dengan demikian peranan konstruktif Islam yang besar dimasa lampau dalam berbagai bidang kehidupan sebagai cerminan Rahmatan lil alamin, maka pada saat sekarang banyak anak muda Islam berpendapat bahwa Islam adalah agama yang dalam keadaan perlu ditangisi.

Meskipun demikian Islam itu menjanjikan masa depan yang sangat bagus. Dengan cara menghidupkan kembali ide-ide besar dalam islam, memahami semakin banyak apa yang diajarkan sebenarnya dalam ISLAM, dan dipancarkan dalam kegiatan nyata , khususnya pada generasi muda. Dengan demikian kita dapat berharap Islam akan dengan cepat mencapai karakter aslinya dan panggilan universalnya.

Agama dan sekolah filosofi pemikiran

Tak satupun agama hanya membicarakan materialisme, baik dalam bentuk sederhana maupun dalam bentuk materialisme dialektik, yang ini juga sering dipakai sebagai dasar marxisme dan komunisme. Karena materialisme mencerminkan bahwa dunia ini adalah suatu seri kejadian yang tidak direncanakan dan tanpa suatu tujuan.

Agama mengkritik materialisme didasarkan pada prinsip yang benar-benar logis:

a. Interprestasi aturan universal yang dikemukanakn oleh sekolah materialisme adalah tidak didasarkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu didasarkan pada penelitian terhadap sistem yang benar-benar dihitung dan tepat, dan itu tidak mungkin diterjemahkan dengan cara lain, sebagai kejadian yang tidak direncanakan dan kebetulan belaka. Ilmu pengetahuan akan sampai pada kesimpulan bahwa SANG PENCIPTA adalah Fisikawan dan Kimiawan terbesar, Dokter yang paling berpengalaman, Antropologis yang terkenal, juga Kosmolog yang Terhebat. Karena untuk menuntaskan pekerjaannya membangun makro dan mikrokosmos, maka DIA butuh pasti dan menggunakan semua hukum ilmu pengetahuan. Secara alami, Dia tidak akan mungkin mampu melakukan itu semua, jika tanpa pengetahuan lengkap dari hukum –hukum alam itu. Dengan demikian jelas bahwa faktor alam dan perkembangan alami tidak akan mungkin mempunyai pengetahuan hukum alam seperti itu.

b. Materialisme menerima doktrin kompulsi sebagai dasar berpijaknya. Ia mendukung bahwa semua aksi manusia dan semua gerakan manusia adalah hasil suksesif sebab utama. Menurut prinsip ini, semua usaha manusia seperti gerakan dari putaran mesin. Dan ini jelas akan bertentangan dengan ide pertanggungjawaban sosial, moral dan kemanusiaan.

Dengan cara sebaliknya, agama menerima prinsip suatu kewajiban dan rasa tanggung jawab, dan didasarkan pada pengajaran tentang kebebasan berkehendak dari manusia.

Sangat jelas jika pikiran materialisme tadi ibarat pukulan yang mematikan terhadap dinamisme manusia, pada arah kewajiban dan tanggung jawabnya. Dan akan berakibat atau berperan timbulnya kriminalisme, dan agresi karena para pelaku kejahatan dapat mendeklarasikan bukanlah sebagai fihak yang bertanggung jawab, dan hanya mengatakan bahwa kejahatan itu adalah faktor yang disebabkan oleh pendidikan, lingkungan, situasi sosial dsb. Itu tidak mungkin diajarkan oleh agama.

c. Dengan ide “ materi menguasai keadaan”, para pengikut faham materi (materialist) akan mempraktekkan dengan mengerikan semua nilai yang merugikan, merendahkan diri dan moral. Akibat dari cara berpikir seperti ini sangat tidak menyenagkan karena tanpa toleransi, pengorbanan, keanggunan, rasa kasih dan sayang, cinta dsb. Manusia akan bisa bertindak macam-macam tanpa batas.

Agama dan kebebasan individu

Beberapa orang berpikir bahwa agama itu akan membatasi kebebasan individu dan melarang pengajaran agama sama sekali tidak menekan kebebasan logika. Padahal agama mempunyai tujuan mengarahkan usaha manusia ke arah jalan yang lebih baik dan konstruktif, lebih menguntungkan untuk tujuan merealisasikan suatu kedamaian dan kepuasan interior dalam kehidupan didunia ini ataupun pahalanya nanti yang akan di manfaatkan bagi kehidupan nantinya.

Jika agama melarang penggunaan bahan berbahaya (NARKOBA), permainan judi, hubungan seksual ilegal, maka agama melakukan semua itu untuk kebaikkan tubuhnay dan jiwa setiap individu dan juga untuk menjaga aturan kehidupan sosial umumnya. Tabu moral seperti ini sebenarnya seiring total dengan semangat kebebasan yang sebenarnya. . Kebebasan individu itu sebanarnya adalah bahwa manusia itu haruslah dapat menarik sepenuhnya keuntungan karena keberadaannya, dan ini adalah bagian dari keberuntungan dirinya sebagai makhluk ciptaan karena diberi oleh Sang Pencipta . Sebagai imbalannya dia hanya diminta untuk menjalankan segala sesuatu agar dia menjalankan sesuatu itu demi tatanan kehidupan dunia yang lebih baik dan lebih stabil.

Agama merangsang semua kebebasan yang membantu manusia memperbaiki cara hidup yang legal. Itu adalah arti kebebasan pada arah yang sebenarnya. Lainnya hanyalah merupakan kebebasan palsu (pseudo liberty) , karena tidak melayani individu maupun masyarakat. Itu sebabnya agama mengijinkan manusia menggunakan semua hal yang baik dalam hidup (pakaian memadai, makanan murni, menyehatkan dll. Dengan kata lain, agama mengijinkan penggunaan semua hal yang menyenagkan dan mamadai dalam hidup.

QS Al A’raf 7: 32,:

Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkaNya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pula yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: Semua itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan di dunia, khusus( untuk mereka saja ) di hari kiamat”. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat kami bagi orang-orang yang mengetahui.

Lainnya, agama Islam meminta kita agar memuaskan semua kebutuhan dan keberadaan kita sesuai zamannya. Islam mengijinkan kita menerima pengetahuan dan ilmu yang selalu diperbarui dalam semua bidang kehidupan. . Diluar ide baru, kebiasaan dan penggunaan umum, maka kita harus memilih yang berguna dan bermanfaat dan mengesampingkan hal yang merusak dan tidak benar. Kita tidak harus mengikuti lainnya secara buta, tidak mengadopsi apa yang tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan dan semangat rasional.

QS az- Zumar 39:17-18

Dan orang-orang yang menjauhi Thagut (syeitan dan apa saja yang disembah selain ALLAH SWT), yaitu tidak menyembahnya dan kembali pada Allah. Bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hambaKu

Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi ALLAH petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal

BAB II

Ilmu Pengetahuan (Science)

Definisi:

Torki (1972) mengatakan bahwa Ilmu pengetahuan meliputi studi evolusi dari sistem dan penelitian dari konstanta dan ketetapan pada evolusi ini.

Evolusi itu sendiri adalah transformasi atau perubahan suatu keadaan yang jelas dari suatu sistem melewati waktu, karena ada dalam sistem itu sendiri yang tidak dapat dirasakan oleh rasio tidak juga oleh perasaan

Sistem adalah semua yang dapat diisolasikan diluar jagad raya universal tanpa ia bereaksi sia-sia. Dengan demikian, atom sebagai contohnya adalah juga suatu sistem sebagaimana sel. Suatu volume air dapat dikatakan juga sebagai sistem, dan tubuh adalah juga suatu sistem. Bumi merupakan sistem, demikian juga matahari adalah suatu sistem sebagaimana pula jagad raya universal adalah suatu sistem.

Selama terjadinya evolusi suatu sistem, berbagai parameter terkait daj tergabung dengan sistem itu secara berbeda. Bebe3rapa lainnya tidak berbeda atau tetap dan konstan. Secara ilmiah kita menjuluki dengan istilah ilmiah sebagai suatu konstanta dan ketetapan (suatu yang tetap terjaga selama terjadinya suatu transformasi alam fisik atau matematik)..Ambil sebagai suatu contoh sistem adalah sebuah rumah, maka ia tetap sebagai rumah meskipun terjadio perubahan cat dinding, bentuk pintu dan jendelanya. Tetap rumah itu akan hilang sebagai sistem, ketika pilarnya hilang sehingga atapnya runtuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pilar dan dindingnya adalah konstanta, dan ketetapan dari suatu rumah, sedang rumah ini sendiri adalah suatu sistem.

Bumi itu sendiri berputar dalam kecepatan yang konstan, poorosnya terpaku dan tunduk mengikuti suatu sudut yang konstan, bentuk bumi konstan, kepadatan bumi konstan,……Semua konstanta ini mendefinisikan suatu sistem.

Oleh karena itu, menurut siustem-lah kita mempertimbangkan suatu konstanta dan ketetapan yang kita cari, yang kita bagi ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Andaikan kita mengambil bumi sebagai suatu obyek studi kita, maka cabang-cabangnya dipertimbangkan seperti geofisika. Akan tetapi jika kita mempelajari ketetapan dari suatu tanah, masa dan materi yang menyusunnya, maka cabang ilmu pengetahuannya adalah geologi.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan terbagi dalam cabang-cabangnya yang banyak sekali dan berkembang, antara lain: fisika, kimia, biologi, matematika, sejarah, geografi, ilmu ekonomi, politik, sosiologi dsb… mengikuti sistem yang dipertimbangkan dan mengikuti ketetapan serta konstanta yang dicari. Dalam Al Qur’an kita ketahui lewat QS An-Nisaa’ 4:113

QS An-Nisaa’ (4:113)

Dia Allah yang telah mengajari kamu sekalian apa yang tidak kamu ketahui, dan Barokah dari Allah benar-benar luar biasa untukmu.

Allah SWT, tidak melarang manusia dan bahkan menganjurkan untuk melakukan dan mempelajarti ilmu pengatahuan, sebagaimana

QS Ali Imran 3: 190-191) yang berbunyi :

“Sungguh dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang hari terdapat tanda-tanda (ilmu) tentang Kekuasaan Allah bagi orang-orang berilmu (berakal). Mereka (orang-orang beriman, selalu ingat akan Allah, baik di waktu berdiri, duduk maupun berbaring. Mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi, (kemudian berucap): Ya Allah, Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan semua ini dengan sia-sia (tanpa maksud dan tanpa guna)> Maha Suci Engkau, ya Allah, hindarkanlah kami dari adzab neraka”.

Bab III

Prinsip Evolusi

Oleh karena ilmu pengetahuan adalah studi tentang evolusi sistem dan pencarian/ penelitian dari konstanta dan ketetapan sepanjang evolusi, namun evolusi dalam jagad raya hanya berlangsung menurut aturan dan hukum yang dalam suatu kondisi bahwa “semua sistem terisolasi dari jagad raya hanya berevolusi dari kondisi terorganisasi menuju keadaan kurang terorganisasi, meluruh sampai hilang. (Clasusius-Carnot dqalam Torki, 1972). Oleh karena itu konstanta dan ketetapan dari sistem jagad raya hanya konstan ndan tetap dengan cdara relatif dan pada waktunya. Konstanta dar tanah misalnya, akan mengalami perubahan, dan tanah itu sendiri tidak akan lagi sama antara dahulu, kini dan nantinya. Karena tak ada satupun dalam jagad raya ini yang abadi, demikian pula tak satupun gerakan akan terus bergerak, dan tak ada satupun konstanta akan abadi menurut prinsip dasar ilmu pengetahuan. Dengan demikian semua sistem yang dibayangkan manusia tentang dunia ini akan berevolusi ke arah hilang. Hukum ini mengajarkan kepada kita, bahwa materi yang membentuk jagad raya akan cenderung bersamaan dengan waktu bergulir untuk mengalami desintegrasi dan berubah menjadi bentuk yang lebih sederhana. Materi mekanik akan berubah menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan bintang bercahaya nantinya akan berkurang dan akhirnya hilang sinarnya. Jadi pada hakekatnya tidak ada dalam materi faktor yang dapat mendorong ke arah evolusi, sebaliknya ia cenderung mengalami pemecahan/ desintegrasi secara spontan. Bukan terbentuk dari dalam Al Qur’an menyatakan hal itu dengan jelas dalam

QS (Al Qashass 28: 88),:

Semua akan mengalami kehancuran, kecuali keberadaan Allah

.

Namun demikian, akan timbul pertanyaan bahwa jika tidak ada dalam jagad raya ini konstanta, tidak ada ketetapan, tidak ada keberadaan yang terus menerus dan abadi, bagaimana manusia mengetahui keberadaannya setidaknya sejarahnya ketika melakukan pencarian identitas selama penelitian ilmiahnya.

Dalam kondisi ini, kita harus menyepakati fakta tadi dan memikirkan bahwa evolusi dan kehidupan ini datang dari luar sistem itu, karena tidak bisa datang timbul dari bagian dalam materi itu. Dengan demikian kehidupan manusia berubah/ dibangun oleh kekuatan luar, bukan dari dalam. Manusia selalu mempertanyakan siapa atau kekuatan apa saja yang dari luar yang mempengaruhi evolusi manusia. Semakin ilmu pengetahuan menguak sesuatunya, baik kebesaran, dan kreasi, maka semakin perasaan dan hati mengajak berpikir tentang Dzat Maha Suci dan Maha Kuasa. Ini terjadi karena pada umumnya peneliti ilmiah sebelum menjalankan aksi ilmiahnya, mempercayaai keberadaan dari semua elemen, ide atau pemikiran dengan cara abolut/ mutlak tidak dalam materi jagad raya yang menyelimutinya, namun lebih disebabkan bahwa rasionya tidak mampu menggapainya, sehingga apa yang diluar kemampuan rasionya dianggap sebagai absolut. Keabsolutan yang menyelimuti manusia diterjemahkan sebagai absolut yang suci. Semua ide dan pemikiran ini adalah menceritakan sebuah kesempurnaan yang pada kenyataannya menyusun atribut dimana kesucian adalah menyelimuti sesuatu yang absolut (diluar kemampuan pikir manusia) tadi. Sesuatu yang Suci dan Absolut yang menyelimuti hal-hal diluar kemampuan rasio manusia, kalau diterapkan pada pandangan manusia terhadap jagad raya akan mengarahkan para manusia intelektual/ pemikir merenung bahwa keberadaan sesuatu di jagad raya mengindikasikan keberadaan Sang Pencipta, Autosufficient Primary Cause. Dengan kata lain, tidaklah mungkin ketertarikan pada fenoimena kehidupan dan tunduknya pada hukum evolusi tadi kecuali dengan mempercayai Yang Patut di Puja, Yang Dihormati dengan sangat, Yang Maha Kuasa, yaitu Tuhan Allah Waza ala.

Siapa itu Tuhan, dalam konsep Absolut ini ?

Al Qur’an menunjukkan dalam surat Al Baqarah (2: 255,.

Bab IV

Memahami Keberadaan Allah SWT

Pertanyaan ilmu pengetahuan sekarang muncul, dari mana asal usul jagad raya dan bagaimana ia menjadi seperti itu ?

Jikalau sebelumnya dibahas bahwa dalam teori evolusi terjadi proses desintegrasi suatu materidari bentuk terorganisasi, menjadi kurang terorganisasi dan akhirnya menjadi lebih kecil dan hilang meluruh. Oleh karena itu tidak mungkin suatu materi akan menciptakan materi lainnya dalam teori evolusi ini dari dalam dirinya, karena yang dapat dilakukan oleh materi ini, seperti apa yang difikirkan oleh ilmuwan adalah sebagai suatu pemecahan (explosion) semata, bukan sebuah kreasi baru dari dalam materi itu. Sebuah kreasi baru itu hanya dapat dilakukan oleh pencipta dari luar materi itu yang sangat faham akan penciptaan sistem (materi ) itu. Dia sangat faham hukum-hukum fisika dan matematika . Pertanyaan bahwa bumi dan jagad raya ini merupoakan sebuah sebab-akibat eksplosi/ pemecaqhan, dari suatu materi sebelumnya, dan materi sebelumnya juga merupakan akibat eksplosi materi lebih dahulu, akhirnya mengajak ilmuwan untuk berfikir ada eksplosi besar (Big Bang) yang pertama. Persoalan yang kemudian muncul adalah apa yang menyebabkan eksplosi ini, lebih-lebih eksplosi besar pertama. Kita kaum muslimin dibimbing oleh Allah mengenalnya sebagai ekplosi yang disebabkan oleh Faktor Luar Yang Maha Kuasa dan Suci atau Allah SWT. Kaum muslimin percaya kepada Tuhan, Allah, pada KeberadaanNya, Pada KualitasNya sebagai Pencipta alam jagad raya ini, pada PengetahuanNya dari yang terlihat manusia maupun tidak terlihat, Sang Penguasa, Pemilik, Tunggal dan Maha Sempurna. Islam memanggil pemeluknya untuk memahami ini semua, memahami penciptaan dari sistem jagad raya yang luar biasa itu. Kaum muslimin diminta mempelajari itu semua.

QS Al Imran 3:190

“Dalam penciptaan langit dan bumi, dalam perguliran/ pergantian malam dan siang hari. Sungguh ada Tanda-Tanda Sang Pencipta, bagi orang-orang yang memahmi dan cerdas.”

QS Al-Baqarah 2: 258 :

“Tuhanku adalah Dia yang menghidupkan dan mematikan”.

Disini, suatu kaidah telah dinyatakan degan jelas tentang kehidupan dan kematian, dan itu bermakna adanya Sang Pencipta. Jadi keberadaan/eksistensi manusia sebagai diri sendiri adalah dari Faktor luar manusiua, yaitu Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa. Siapa?

QS Al Qashash 28: 30:

Hai Musa, Inilah Aku, Allah, Tuhan Penguasa jagad raya.

QS Al A’raf 7:54:

“Allah adalah Tuhanmu. Dia yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari. Ia bersemayam di Tahta Arsyi. Ia membuat malam, diikuti tanpa henti oleh siang hari yang menutupinya. Dan matahari, bulan dan bintang semua tunduk pada PerintahNya. Dialah Sang Pencipta , dan Dialah yang Mengaturnya. Mahasuci Allah, Penguasa jagad raya.

Jadi bagi manusia di bumi ini yang mayoritas berasal dari agama samawi,yang monotheisme, maka sebenarnya sudah faham bahwa Dzat Yang Maha Suci dan Maha Kuasa adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari dan mengaturnya tanpa kesulitan apapun. Oleh karena itu, dengan melihat ciptaanNya yang sungguh menakjubkan dalam langit dan bumi dan bahkan dalam diri manusia, maka itulah studi tentang penciptaan materi/ sistem dalam rangka mengenal keberadaan Sang Pencipta yang Maha Mengagumkan.

Ketika kita, manusia tidak mampu memahami kejadian luar biasa dalam alam jagad raya, maka dianjurkan melihat dirinya sendiri. Bagaimana bisa sesorang yang makan makanan yang bahan bakunya relatif sama dari waktu ke waktu, akan menumbuhkan rambut yang berbeda panjangnyqa antara yang di kepala, kumis, alis dan atau bulu ketiak dsb.

Atheisme tidak ada

Dengan melihat argumentasi ilmiah sesuai kaidah ilmu pengetahuan yang disitasi diatas dan telah nyata mampu membuktikan secara rasional keberadaan Allah SWT, Tuhan Sang Penguasa jagad raya, kita menjadi bertanya mengapa banyak para ahli ilmu pengetahuan dan pembangun ilmu fisika modern masih melekat dengan ide dan kepercayaan atheisme. Bahkan yang lebih jahil dari itu, adalah bahwa mereka menuduh Islam bukanlah pembawa kemajuan ilmu pengetahuan dan rasinalitas yang memadai.

Jawaban dari pertanyaan ini cukup sederhana, bahwa tak satupun ahli itu yang memperhatikan dengan seksama dan mendeklarasikan dengan tegas baik secara eksplisit dan implisit keberadaan apa yang ilmu pengetahuan katakan sebagai Sebab Pertama , Primary Cause yang merupakan sumber segala sumber dari ilmu pengetahuan dan kekuatan dalam kehidupan. Andaikatapun mereka menyitasinya, maka itu tidak bermakna sebagai Allah atau Tuhan dalam kepercayaan dan perasaannya. Banyak diantara mereka masih menganggap kejadian di alam jagad raya itu suatu kebetulan belaka. Bahkan ketika seseorang disodori fakta dalam diskusi tentang jantung manusia/ hewan. Mengapa pada jantung itu terpisahkan antara katup kanan dan katup kiri, dan diketahui agar kiranya darah kotor tidak bercampur dengan darah bersih, itu jawabannya. Namun, apakah ini hanyalah sebuah kebetulan belaka, tanpa perencanaan atau merupakan kejadian tanpa ilmu pengetahuan dan intelektualisme. Jawabanya sering hanya itulah alam. Padahal kepercayaan tentang keberadaan alam yang mampu melakukan sesuatu dengan terencana sebenarnya adalah bukti kehadiran Sang Maha Pencipta dan Maha Kuasa. Meskipun demikian itulah sifat manusia yang malu mengakui kelemahannya sendiri, bersifat sombong dsb, yang itu banyak dikaji dalam ayat –ayat Al Qur’an. Jadi sebenarnya pengakuan terhadap alam dan sifatnya sering dipakai sebagai pengganti kata Allah oleh mereka.

Allah, Sang Maha Pencipta, selalu mengingatkan manusia siapa diri manusia sebenarnya. Manusia itu berasal dari satu keturunan, sebagaimana dalam Al Qur’an:

QS Nabi 21: 92

Kamu merupakan satu bagian dari masyarakat tunggal.

(dan) Aku adalah Rabb Tuhanmu, Cintailah Aku

Meskipun pemberitahuan Allah kepada makluk ciptannya dilakukan dengan sangat jelas sekalipun, banyak yang selalu menganggap ada banyak pencipta langit dan bumi (politeisme). Dan Allah SWT juga mengngatkan hal itu dan meminta bahwa hanya ada satu Tuhan Sang Pencipta, yakni Allah SWT, Dzat Yang Maha Kuasa, Pencipta alam jagad raya ini.

QS Nabi 21: 22

Andaikata banyak Tuhan yang dicintai dalam langit dan bumi selain Allah, maka semuanya akan rusak, hancur lebur. Maha Suci Allah, Penguasa Arsyy, jauh diatas hal-hal jelek yang disandangkan kepada Nya

Konfirmasi logis

Secara logis, adalah tidak mungkin berbagai tuhan akan akur dalam mengatur segala sesuatu. Andaikata satu mengatur langit dan lainnya mengatur bumi secara terpisah, maka tidaklah mungkin akan ada dalam koordinasi yang sempurna, dan itulah yang menjadi contoh kehancuran yang nyata. Padahal alam jagad raya ini sangatlah banyak, sangat beragam, maka kehancuran karena “pengaturnya” lebih dari satu itu pasti akan nyata. Tapi fakta alam semesta/ jagad raya sekarang ini ini menunjukkan sebuah keteraturan sempurna, maka pastilah diatur oleh Komando yang Sangat Cerdas dan Kuasa, Penguasa alam jagad raya itu. Karena tak seorangpun yang mengaku mapu melakukan penciprtaan dan, mengatur semua itu, kecuali Dia. Dalam kehidupan kita se-haripun sudah banyak menunjukkan, bahwa aktifitas kita sangat tidak mungkin kita kerjakan sendiri, seperti makanan tidak akan ada kalau tidak ada yang memasaknya dan tidak ada pakaian tergantung, kalau tidak ada yang meletakannya disitu.

Lantas, apa yang dapat kita katakan dengan melihat alam jagad raya yang luar biasa menakjubkan itu dengan langit-langitnya, orbitnya, matahari, bulan, bintang. Kesemuanya, beragam dalam volume, ukuran, proporsi, kemampuan, warna, jarak tempuhnya.

Tak usah ke alam jagad raya, kembalilah melihat diri manusia sendiri. Maka kita akan lihat dan rasakan, bahwa bumi yang penuh dengan manusia dan jin, juga binatang dan tanaman terlihat sangat beragam dalam bahasa, warna, intelektualisme dan karakteristiknya. Pada diri manusia, maka dia tumbuh dari sperma laki-laki yang bertemu dengan ovum wanita dan membuahkan satu embrio, berkembang dan menempel pada uterus, berkembang semakin besar yang akan semakin besar dan memberatkan ibunya yang mengandung. Sampai saat lahir, kemudian berkembang lagi dari hanya bisa menangis, membolak-balik badan, merangkak, berjalan dan berlari pada umur yang berbeda dengan binatang ternak yang jusatru sudah bisa berlari pada hari dimana dia dilahirkan. Manusia kemudian menjadi remaja, orang dewasa dan mengalami penuaan tubuh. Manusia mana yang bisa mengatur dirinya atau orang lain agar begitu lahir bisa langsung berlari.

Semua kejadian alam jagad raya dan pada bumi tidak terlepas dari hukum yang sangat detail dibuat dan diatur oleh Yang Maha Kuasa mengatur itu semua. Hukum yang mengatur manusia, hewan, tanaman disatu fihak berlaku untuk semuanya sama sebagai makluk hidup, di lain fihak sedikit dibedakan diantaranya. Semuanya tunduk pada aturan dan hukum dari Yang Maha Kuasa itu. Andaikata salah satu hukum alam itu tidak terjaga dan menjadikan rantainya terputus, maka kehancuran sudah nyata adanya. Jadi pada manusia, hewan, tanaman dan materi lainnya tunduk dan patuh terhadap hukum dan ketetapan itu. Tak satupun hukum dan ketetapan itu berubah dalam ketetapannya atau sisi manfaatnya karena waktu atau tempat. Demikian pula tak satupun prediksi yang dibuatnya tidak terbukti. Oleh karena itu pula , menurut kacamata ilmu pengetahuan, maka keberadaan intelektual dan rasionalitas dalam Islam mengarahkan kepada kaum muslimin dan muslimat bahwa Wahyu Illahi adalah teori ilmu pengetahuan yang benar-benar terbukti, bukan sebuah dogma (teori yang ditumbuhkan tanpa bukti, namun dipercayai). Bukan pula teori ilmu pengetahuan ini adalah sebuah ilusi yang tidak bisa ditangkap begitu saja.

Pada kaum muslimin dan muslimat, yang dipandu dan dibimbing oleh bukti spiritual, dan logis demikian pula oleh berbagai bukti Al Qur’an dan fenomena jagad raya ini percaya akan Tuhan, Rabb Yang Maha Kuasa, Penguasa alam jagad raya ini, Yang Maha mengatur. Atas dasar ini, kaum muslimin/ mat mengadopsi untuk kehidupan di dunia yang akan mengarahkan kepada kehidupan nantinya di akhirat dalam semua bidang kehidupan dan sistem. Disamping itu, dikatakan hampir 120.000 rasul dan nabi telah membuktikan dengan kemerdekaannya tentang keberadaan Allah sebagai Penguasa dan Pencipta alam jagad raya dan mengetahui Julukan dan Atribut Nya. Masing-masing dari Rasul dan Nabi itu menerima wahyu/ berita, baik secara langsung maupun tidak langsung (lewat perantaraan malakait utusan, ataupun inspirasi. Dalam semua kasus ini, para Rasul dan Nabi sangat mempercayaai bahwa ini semua adalah tentang pemahaman Dzat Yang Suci. Saksi dari Rasul dan Nabi ini, barangkali dalam kasus tertentu sering dibantah oleh kaum dari mana Rasul dan Nabi itu berasal. Namun demikian perlu sekali diketahui bahwa ketika sebelum menyampaikan risalah Yang Suci itu, para Rasul dan Nabi adalah orang terpandang entah karena kedudukan, kejujuran dan keteguhan serta kepercayaan dalam masyarakatnya. Oleh karena itu jikalau kita menemukan manusia terpercaya oleh banyak orang, maka sangat tidak beralasan bagi kita untuk mengesampingkan begitu saja omongan/petunjuk/ risalah yang dibawanya itu kecuali barangkali hawa nafsu dan irasionalitas kita sendiri yang menihilkan kepercayaan banyak fihak kepada risalah sesorang Nabi itu.

Diluar Nabi dan Rasul, maka ada beribu-ribu ilmuwan, intelektual, dan para ahli yang telah membuktikan secara sendiri atau bersama-sama tentang alam semesta yang menakjubkan itu sampai kepada sebuah kesimpulan keberadaan Dzat Pencipta yang Maha Kuasa. Mereka mendeklarasikan Dia adalah Penguasa Alam Semesta, cakap melakukan segala hal. Dan untuk itu, maka Dia berhak untuk memperoleh pengakuan dan sujud dari manusia dan penghuni alam semesta lainnya. Dan bagi Dai pulalah rasa cinta , rasa hormat, rasa percaya, persembahan dan bakti manusia diberikan.

Al Qur’an menuntun manusia Islam bahwa dalam langkah pertamanya sebagai intelektual muslim dalam mewujudkan dan membuktikan rasa cinta, hormat, dan menyembah kepada Allah, Rabb Yang Maha Sempurna dimulai dari kalimat/ ucapan syahadat ‘ain

Ashadu anla ilaha ila Allah

1 2 3 4 5

1. Ashadu Sebuah kalimat pernyataan/proklamasi

= Aku bersaksi (QS 3:64/4:74-79

= Aku bersumpah (QS 7:172) Pengumuman

= Aku berjanji (QS 6:162-163)

2. Anla Sebuah kalimat penolakan

Penolakan Yang dinyatakan dengan tegas melalui kalimat TIDAK ADA

3. Ilaha Yang dicintai/ dianut/ ditaati/ disembah (semua Ila kecuali…)

= Yang dicintai (QS 2: 165)

yang dapat menjadi Ila: Bapak, anak, istri, harta dan niaga QS 9:24

= Yang diikuti (dianut) (QS 6: 106 )

= Yang dithaati (QS 31 : 15 )

= Yang disembah (QS 2:257……..tentang Fir’aun yang ingin jadi Ila)

4. Ila sebuah penetapan yang tegas (isbat)

5. ALLAH Tuhan Rabb, Penguasa Alam Semesta

Nama Allah dipilih oleh Allah sendiri dan diinformasikan ke manusia lewat perantara malaikat Jibril,

seperti dalam QS 20: 14:

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, Tak ada Tuhan selain Aku,

Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk

Mengingat Aku